Hati-hati Ternyata Bunuh Diri Bisa Menular, Berikut Penjelasan Para Ahli

Jakarta - Jarang diketahui, ternyata bunuh diri merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang bisa menular. Hal ini disampaikan oleh Peneliti Kesehatan Mental dalam Pencegahan Bunuh Diri, sekaligus pendiri Emotional Wellness for All, Dr Sandersan Onie dalam diskusi bold bertajuk Menciptakan Harapan Melalui Aksi Nyata, Sabtu (11/9/2021).

Sandersan mengatakan, data menunjukkan bahwa jika seseorang terekspos ke kasus bunuh diri, apalagi yang dekat dengan mereka, risiko mereka juga akan bunuh diri juga meningkat. "Upaya bunuh diri dapat menular, khususnya mereka yang berada di sekitar individu yang bunuh diri,"kata dia.

Hal itu dikarenakan, cerita tentang bunuh diri yang seolah ringan dihadapi orang individu yang bunuh diri, akan membuat mereka yang berada di sekitarnya merasa tindakan tersebut wajar-wajar saja. Dengan kata lain, bunuh diri dianggap dan bisa membentuk pola pikir bahwa tindakan itu bisa menjadi solusi dari permasalahan yang sedang dia hadapi. 

Kenapa orang bunuh diri? 

Bunuh diri bisa menular, terlebih saat mereka mengalami beberapa hal yang mendorong ide seseorang untuk melakukan bunuh diri, di antaranya sebagai berikut: 

. Kesepian 

. Merasa tidak dibutuhkan atau tidak berguna

. Lelah dengan kehidupan

. Putus asa

. Tidak ada yang mendukung atau merasa tidak ada yang peduli

. Merasa dijauhi teman atau kerabat

. Perasaan tertekan.

Dorongan ide seseorang untuk melakukan bunuh diri ini juga semakin berat jika memiliki beberapa kondisi lainnya. Pertama adalah dorongan dari perlakuan yang diskriminatif, judgemental dan menyakitkan.

Kedua, tulisan atau cerita tentang bunuh diri yang tidak berat. "Maksudnya bunuh diri itu seolah perkara yang mudah dan ringan saja dilakukan,"ujarnya. Bunuh diri bisa menular juga bisa disebabkan oleh dorongan yang lain.

Dorongan ketiga, yakni stigma yang terkait dengan kesehatan psychological, penyalahgunaan zat atau perilaku bunuh diri, yang mencegah orang mencari bantuan.

"Misalnya, anggapan bunuh diri karena kurang iman, atau hujatan terhadap korban atau korban bunuh diri,"kata dia. Keempat, anggapan bahwa pembicaraan pencegahan bunuh diri adalah tabu atau bukan urusan.

Kasus bunuh diri di Indonesia

Menurut Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri, setiap 40 detik, seseorang melakukan bunuh diri di seluruh dunia. Hal ini sama dengan sekitar 800.000 kejadian bunuh diri setiap tahunnya. Lebih dari 75 persen kasus bunuh diri terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (IASP 2021).

Sementara itu, berdasarkan data Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN) 2019, Kementerian Kesehatan RI menyatakan, di Indonesia terdapat lebih dari 16.000 kasus bunuh diri setiap tahunnya.

Ini artinya, pada tahun tersebut, ada 2,6 kasus bunuh diri per 100.000 orang, dan tingkat bunuh diri pria 3 kali lebih banyak dari wanita. Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Dr Indria Laksmi Gamayanti, MSi.,

Psikolog mengatakan, berdasarkan hasil riset IPK, angka kasus bunuh diri di Indonesia ini terus meningkat, terlebih lagi dalam situasi pandemi. "Kami menemukan adanya peningkatan mereka yang mengalami gangguan psikologis, rentan stres, depresi, bahkan terancam bunuh diri,"kata Indria.

Namun selain kasus bunuh diri itu sendiri, ternyata berdasarkan penelitiannya, untuk setiap kematian bunuh diri, kemungkinan ada 29 upaya serupa di tempat "Percobaan bunuh diri bisa sampai 25-30 kali lebih banyak dari kasus bunuh diri,"kata Sandersan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Militer Rusia Sedang Merakit Kapal Militer Jenis Siluman yang Sulit Terdeteksi

Mengapa Warna Bintang Bisa Berbeda-beda? Berikut Penjelasannya

Penjelajah Yutu 2 China Menemukan Objek Misterius Berbentuk Kubus di Bulan