Mengapa Warna Bintang Bisa Berbeda-beda? Berikut Penjelasannya

Jakarta - Bintang adalah salah satu benda langit yang dapat kita lihat saat malam hari. Sama seperti benda yang di langit lainnya, bintang memiliki keunikannya sendiri, mulai dari bentuk, ukuran, hingga warna bintang yang bisa berbeda-beda.

Biasanya, kilauan bintang akan tampak berwarna putih atau kuning pucat, jika diamati dengan mata telanjang dari Bumi. Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya bintang memiliki warna berbeda-beda?

Dilansir dari World Today, Senin (26/9/2016) panjang gelombang di mana bintang paling banyak memancarkan cahaya atau disebut panjang gelombang puncak dalam Hukum Wien, menjelaskan bahwa panjang gelombang memengaruhi warna dari cahaya yang dihasilkan bintang.

Hukum Wien menyatakan, panjang gelombang pada intensitas maksimum akan bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek atau ke frekuensi yang lebih tinggi jika suhunya semakin naik. Perubahan warna pada benda menunjukkan perubahan intensitas radiasi benda.

Ketika suhu pada benda berubah, maka intensitas benda akan ikut berubah atau terjadi pergeseran, pergeseran ini dapat digunakan untuk memperkirakan suhu benda yang disebut pergeseran Wien. Proses ini akan membuat warna semu bintang tampak lebih terang dibandingkan dari tempat di mana panjang gelombang puncak bintang pada spektrum warna.

Sederhananya, ketika berbagai warna spektrum digabungkan, maka warna bintang akan tampak berwarna putih jika dilihat dengan mata telanjang. Melansir Live Science, Sabtu (30/3/2013) warna pada bintang erat kaitannya dengan suhu di permukaan.

Artinya, semakin panas suhu permukaan bintang, maka semakin pendek panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya. Dalam rahasia alam semesta ini, faktor utama yang memengaruhi warna bintang adalah suhunya.

Saat bintang bertambah panas, energi radiasi keseluruhan meningkat, dan puncak kurva bergerak ke panjang gelombang yang lebih pendek. Ketika suhu bintang lebih panas cahaya yang dipancarkannya akan menjauh untuk menuju titik spektrum biru.

Permukaan dengan suhu terpanas memiliki warna biru atau kombinasi warna biru dan putih, di mana panjang gelombang cahayanya lebih pendek, yang kemudian ini membentuk warna bintang tampak biru.

Sementara suhu yang lebih dingin berwarna merah atau merah dan cokelat, dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Jika diurutkan, bintang berwarna merah memiliki suhu di atas 1.700 derajat Celsius, jika suhu permukaan di atas 3.200 derajat Celsius maka sinarnya berwarna oranye atau jingga.

Kemudian, pada bintang dengan suhu di atas 4.700 derajat Celsius akan berwarna kuning, suhu di atas 7.200 menghasilkan warna putih, serta suhu di atas 29.000 sampai 50.000 derajat Celsius akan membuat bintang tampak berwarna biru.

Sedangkan matahari yang terkenal sebagai pusat Tata Surya dan bintang, memancarkan cahaya yang berwarna kuning dengan suhu sekitar 5.700 derajat Celsius. Sebuah bintang berwarna hijau akan memancar tepat di tengah spektrum cahaya, kemudian memancarkan beberapa cahaya, oleh karenanya bintang akan tampak berwarna putih akibat kombinasi dari semua warna.

Akan tetapi, ada faktor lain yang memengaruhi warna bintang, yaitu elemen di dalamnya yang jika terkena atmosfer bumi akan mengubah panjang gelombang dari sinar yang dipancarkan. Sehingga warna yang dihasilkan bintang terlihat seolah-olah berubah.

Menariknya, para ahli astronomi menemukan bahwa 88 persen bintang di alam semesta dalam satu dekade terakhir cenderung bersinar dengan merah dan jingga, dan hanya 1 dari 3 juta bintang di alam semesta yang bersinar dengan warna biru.

Bintang berkelap-kelip

Anda mungkin juga menyadari, bahwa bintang tampak berkelap-kelip. Fenomena ini merupakan cara bintang untuk mengubah kecerahannya sepanjang waktu. Sebagian besar bintang bersinar dengan cahaya yang stabil,

tetapi adanya pergerakan udara atau turbulensi di atmosfer Bumi menyebabkan cahaya bintang menjadi sedikit berbelok saat bergerak dari bintang yang jauh melalui atmosfer Bumi.

Hal tersebut membuat sebagian cahaya bintang mencapai kita secara langsung dan sebagian lagi sedikit berbelok sedikit. Namun, di mata manusia proses ini membuat bintang tampak berkelap-kelip.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Militer Rusia Sedang Merakit Kapal Militer Jenis Siluman yang Sulit Terdeteksi

Penjelajah Yutu 2 China Menemukan Objek Misterius Berbentuk Kubus di Bulan